Biografi Kahlil Gibran

Biografi Kahlil Gibran - Hallo sahabat setia Dunia Informasi, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Biografi Kahlil Gibran, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel biografi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Baca juga


Biografi Kahlil Gibran


Kahlil Gibran adalah seorang sastrawan yang beraliran romantik. Ia adalah penyair terkenal dengan karya-karyanya yang mencerminkan gabungan antara adat timur serta barat, penuh dengan analogi, tak hanya itu karya-karyanya terkenal dibeberapa belahan dunia. Karyanya yang terkenal adalah The Prophet.

Kahlil Gibran lahir di Basyari, Lebanon, 6 Januari 1883 dari keluarga Katolik Maronit. Ayahnya bernama Khalil bin Gibran, seorang gembala yang mempunyai kebiasaan memainkan Taoula, merokok pipa air (narjille) serta ibunya bernama Kamila, adalah anak dari seorang pendeta Maronit, Estephanos Rahmi, yang berstatus janda sebelum menikah dengan Khalil.

Pernikahan Kamila dengan suami pertamanya, Hanna Abdel Salam, dikaruniai seorang putra bernama Peter. Sedangkan dari perkawinannya dengan suami kedua, yaitu Khalil bin Gibran, Kamila dianugerahi tiga orang anak. Satu anak laki-laki yang bernama Kahlil Gibran serta dua anak perempuan, yakni Mariana, serta Sultana.

Kahlil Gibran tinggal di Bsharri, suatu  daerah yang kerap tertimpa musibah bencana alam; badai, gempa, serta petir. Bencana alam tersebut telah menginspirasinya dalam membikin karya-karyanya mengenai alam.

Pada saat berumur 10 tahun, Kahlil Gibran bersama dengan ibunya beserta dua saudaranya pindah ke Boston, Massachusetts, Amerika Serikat sebab kesusahan ekonomi di Lebanon. Di Amerika ia mulai belajar seni serta mengawali karier sastra. Ia bersekolah umum di Boston. Dua tahun bersekolah di sana bakat kesastraan serta melukisnya mulai menonjol sejak bersekolah di sekolah umum di Boston pada tahun 1895-1897.

Seusai menyelesaikan pendidikan dasarnya di Amerika, Kahlil Gibran kembali ke Lebanon untuk mempelajari bahasa Arab serta mengetahui tak sedikit karya sastrawan Arab terdahulu. Seusai keinginannya dikabulkan oleh ibunya, dalam rentang waktu antara tahun 1896-1901, ia menempuh pendidikan di suatu  sekolah terkemuka, Madrasah Al-Hikmah, yang terletak di Beirut.

Di Madrasah Al-Hikmah, Kahlil Gibran belajar Hukum Internasional, Ketabiban, Musik, serta Sejarah Agama. Pada tahun 1898 ia menjadi penyunting pada majalah sastra serta filsafat. Performanya dalam seni lukis serta didasari dengan kekagumannya pada para pemikir besar Arab yang diketahuinya, pada tahun 1900 ia membikin suatu  sketsa wajah penyair Islam periode awal semacam Abu Nawas, al-Farid, al-Mutanabbi, juga para wajah filsafat semacam Ibnu Sina.

Selama itu pula ada suatu  kenangan indah yang mempengaruhi jiwanya, yaitu kisah cinta pertamanya dengan Hala Daher, seorang putri dari suatu  keluarga aistokrat di Lebanon. Olehnya kisah tersebut diabadikan dalam novelnya, The Broken Wings (1912). Tetapi ketidaksetaran status sosial yang membatasi cinta antara keduanya.

Saat berumur 19 tahun seusai menyelesaikan sekolahnya di Madrasah Al-Hikmah, Kahlil Gibran meninggalkan Lebanon untuk membutuhas ilmu serta mempelajari seni lukis, akhirnya ia memutuskan untuk berangkat di Paris. Tetapi ingatannya tak sempat bisa lepas dari Lebanon. Lebanon telah menjadi inspirasinya. Di Boston dirinya menulis mengenai negerinya itu untuk mengekspresikan dirinya. Ini yang kemudian justru memberinya keleluasaan untuk menggabungkan 2 pengalaman budayanya yang tak sama menjadi satu.

Kahlil Gibran tinggal selagi dua tahun di Paris. Di kota inilah ia menulis drama pertamanya dari tahun 1901 hingga 1902. Saat berumur 20 tahun, ia membikin karya pertamanya, Spirits Rebellious ditulis di Boston serta diterbitkan di New York City, buku yang berisi empat cerita kontemporer sebagai sindirian terhadap sosial, pejabat tinggi, pengurus keagamaan, serta cintanya yang kandas dampak perbedaan status sosial. Sebab bukunya tersebut, ia dikucilkan dari gereja Maronit serta diasingkan oleh pemerintah Turki di Lebanon bahkan bukunya dibakar dibeberapa tempat di Beirut.


Saat di Paris Kahlil Gibran menerima berita dari Konsulat Jendral Turki, bahwa suatu  tragedi telah menghancurkan keluarganya. Adik perempuannya yang paling muda berumur 15 tahun, Sultana, meninggal sebab penyakit TBC (Tuber Celulosa). Ia segera kembali ke Boston. Kakaknya, Peter, seorang pelayan toko yang menjadi tumpuan nasib saudara-saudara serta ibunya juga meninggal sebab TBC. Hanya adiknya, Marianna, yang tetap tersisa, serta ia dihantui trauma penyakit serta kemiskinan keluarganya. Kematian anak buah keluarga yang sangat dicintainya itu terjadi antara bulan Maret serta Juni tahun 1903. Ia serta adiknya wajib menyangga suatu  keluarga yang tak lengkap ini serta berusaha keras untuk menjaga kelangsungan nasibnya.

Pada tahun-tahun awal kenasiban mereka berdua, Marianna membiayai penerbitan karya-karya Kahlil Gibran dengan anggaran yang diperoleh dari hasil menjahit di Miss Teahan's Gowns. Berkah kerja keras adiknya itu, Gibran bisa meneruskan karier keseniman serta kesasteraannya yang tetap awal.

Pada tahun 1908 Kahlil Gibran singgah di Paris lagi. Di sini dirinya nasib bahagia sebab dengan cara selalu menerima lumayan uang dari Mary Haskell, seorang wanita kepala sekolah yang berumur 10 tahun lebih tua, tetapi dikenal mempunyai hubungan khusus dengannya sejak tetap tinggal di Boston. Dari tahun 1909 hingga 1910, ia belajar di School of Beaux Arts serta Julian Academy. Kembali ke Boston, ia mendirikan suatu  studio di West Cedar Street di tahap kota Beacon Hill. Ia juga mengambil alih pembiayaan keluarganya.

Pada tahun 1911 Kahlil Gibran pindah ke kota New York. Di New York ia bekerja di apartemen studionya di 51 West Tenth Street, suatu  bangunan yang sengaja didirikan untuk tempat ia melukis serta menulis.

Kahlil Gibran mulai aktif menulis beberapa postingan yang tersebar di beberapa media massa. Tulisan-tulisannya sanggup mencengangkan pengagum sastra dunia, tergolong kritikus sastra Arab terkemuka, May Zaidah. Bermula dari polemik di media massa sejak 1912, nyatanya sentuhan cinta keduanya sanggup merekatkan jarak Amerika-Arab walau hingga akhir hayatnya, mereka tak sempat saling berjumpa.

Pada tahun 1912 Broken Wings telah diterbitkan dalam Bahasa Arab. Buku ini bercerita mengenai cinta Selma Karami terhadap seorang muridnya. Tetapi, Selma terpaksa menjadi tunangan kemenakannya sendiri sebelum akhirnya menikah dengan suami yang adalah seorang uskup yang oportunis.

Karya-karya Kahlil Gibran


Pada tahun 1918, Kahlil Gibran meluncurkan karya pertamanya dalam bahasa Inggris, The Madman, His Parables and Poems. Persahabatan yang erat antara Mary terfoto dalam The Madman. Bukunya yang berbahasa Inggris adalah Twenty Drawing, tahun 1919, The Forerunne, tahun 1920, serta Sang Nabi pada tahun 1923, ditulis dalam bahasa Arab, tetapi tak dipublikasikan serta kemudian dikembangkan lagi untuk ditulis ulang dalam bahasa Inggris pada tahun 1918-1922.

Pada tahun 1926 Kahlil Gibran menyelesaikan Sand and Foam, serta Jesus the Son of Man pada tahun 1928. Ia juga membacakan naskah drama tulisannya, Lazarus pada tanggal 6 Januari 1929. Seusai itu Gibran menyelesaikan The Earth Gods pada tahun 1931. Karyanya yang lain The Wanderer, yang selagi ini ada di tangan Mary, diterbitkan tanpa nama pada tahun 1932, seusai kematiannya. Juga tulisannya yang lain "The Garden of the Propeth.


Demikianlah Artikel Biografi Kahlil Gibran

Sekianlah artikel Biografi Kahlil Gibran kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Biografi Kahlil Gibran

Subscribe untuk dapatkan berita menarik lainnya:

0 Response to "Biografi Kahlil Gibran"

Post a Comment

Tinggalkan jejak anda disini, komen ada akan sangat membantu bagi kami untuk menyempurnakan blog ini. Trima Kasih :)