Terapi Sembuh Untuk LGBT
#SahabatDuniaInformasi - Beberapa waktu lalu, viral grup Facebook komunitas gay di Garut, Jawa Barat. Salah satu dari empat grup gay di Facebook tersebut bahkan dikhususkan bagi siswa SMP dan SMA.
Tak ayal, grup gay Facebook ini membuat warga terutama orangtua menjadi resah.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pun mengaku prihatin dengan adanya grup penyuka sesama jenis itu di media sosial facebook. Menjadi gay, lesnian, biseksual, atau transgender (LGBT), bagi sebagian orang dianggap tidak normal. Anggapan ini bahkan sudah ada sejak masa lalu. Bahkan banyak LGBT yang terbunuh selama bertahun-tahun dan menghadapi penganiayaan di masa lalu.
Di masa lalu, berbagai terapi pernah dilakukan untuk "menyembuhkan" orientasi seks kaum LGBT yang dianggap sebagai sebuah "kelainan". Ini adalah cara yang dilakukan untuk "menyembuhkan" LGBT di masa lalu dan beberapa masih digunakan hingga saat ini.
1. Terapi setrum.
Tahun 1970-an di AS, golongan gay dianggap sebagai gangguan mental. Bahkan American Psychiatric Association menganggapnya sebagai penyakit jiwa. Banyak homoseksual menganggap dirinya sakit dan mencari pertolongan pada dokter. Mereka ditunjukkan gambar-gambar yang dapat merangsang gairah homoseksual dan akan mendapat setruman. Dasar psikologis digunakan agar otak tersugesti kenikmatan yang mereka rasakan berakibat pada kesakitan sehingga mereka tidak menyukainya lagi. Setruman tersebut dipasang pada alat kelamin. Metode tersebut banyak digunakan bahkan tersedia untuk penggunaan di rumah.
2. Pengebirian.
Tahun 1940-an menjadi saat terburuk bagi kaum LGBT. Homoseksualitas dianggap sebagai penyakit jiwa, keluarga mengirimkan mereka yang menjadi homoseksual ke fasilitas psikiatri. Homoseksual akan disembuhkan dengan metode castrations atau dikebiri. Mereka juga menyetujui untuk melakukan hal tersebut.
3. Obat penyiksaan.
Penyembuhan dengan obat saat ini masih dilakukan.
Pada tahun 2017, fotografer Paola Paredes berhasil masuk ke salah satu klinik ini di Ekuador. Dia menyaksikan banyak kengerian yang ditujukan pada pasien, termasuk perawatan sadis dengan obat-obatan terlarang. Pasien akan dicekok dengan obat serta diperlihatkan gambar perangsang.
Harapannya adalah pasien akan mengasosiasikan gambar-gambar itu dengan rasa sakit dan penyiksaan, dan perasaan seksual akan mereda. Metode ini telah dilakukan beberapa dekade.
4. Visualisasi.
Terapi visualisasi pada Samuel Brinton. Terapi ini dilakukan dengan menggambarkan efek dari seseorang menjadi gay. Pada 2011, mahasiswa pascasarjana MIT Samuel Brinton mengungkapkan terapi ini dilakukan. Seorang ayah yang tahu anaknya Sam seorang gay memasukkan anaknya ke rumah sakit. Mereka akan disugesti oleh dokter "Saya ingin anda tahu bahwa anda gay, dan semua orang gay memiliki AIDS". "Pemerintah telah membunuh setiap orang gay lainnya. Sam adalah satu-satunya yang tersisa, dan mereka akan mendatanginya berikutnya". Terapis itu mulai menunjukkan gambar pada Sam, orang-orang yang sekarat karena AIDS. Kini Sams mengaku bersyukur karena bukan lagi seorang gay.
5. Lobotomi.
Lobotomi adalah prosedur bedah saraf yang dilakukan untuk mengurangi efek gangguan mental seseorang. Lobotomi menggunakan sayatan tidak menggunakan obat. Varian dari cara ini adalah lobotomi es, pengeboran di tengkorak seseorang, kemudian menggunakan leukotome untuk menghilangkan zat putih dari otak.
6. Pendekatan spiritual.
Beberapa orang religius menganggap LGBT tidak wajar dan percaya bahwa orientasi seksual mereka bertentangan dengan tujuan Tuhan. Beberapa individu percaya bahwa kecenderungan homoseksual disebabkan oleh setan. Di Rusia orang LGBT dikunci di kamar berjam-jam. Keluarga di Rusia membawa anaknya menghadiri acara keagamaan sambil di basahi dengan air suci dan didoakan. Mereka dipaksa untuk minum air, kadang-kadang juga dipukuli untuk menjernihkan tubuh dan pikiran.
7. Memancing dengan wanita.
Metode menggoda wanita cantik yang sedang berjalan atau menonton film dewasa. Mereka mendorong pasien gay untuk terbuka pada wanita.
Semuanya dilakukan dalam upaya untuk menempa daya tarik wanita daripada laki-laki. Ahli psikoterapi Rusia Yan Goland penggunaan teknik ini sebagai bentuk pengobatan.
Dia menunjukkan film dan majalah kepada pasiennya, mendorong mereka untuk terbuka pada wanita. Dokter menyuruh untuk mencari wanita di jalan dan berusaha menggodanya.
Demikianlah Artikel Terapi Sembuh Untuk LGBT
Sekianlah artikel Terapi Sembuh Untuk LGBT kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Terapi Sembuh Untuk LGBT
0 Response to "Terapi Sembuh Untuk LGBT"
Post a Comment
Tinggalkan jejak anda disini, komen ada akan sangat membantu bagi kami untuk menyempurnakan blog ini. Trima Kasih :)