5 Kematian Tersadis Akibat Nuklir

5 Kematian Tersadis Akibat Nuklir - Hallo sahabat setia Dunia Informasi, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 5 Kematian Tersadis Akibat Nuklir, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel berita, Artikel Kisah, Artikel Luar Negeri, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Baca juga


5 Kematian Tersadis Akibat Nuklir


#SahabatDuniaInformasi - Jika kita menengok dan melihat kilas balik sejarah, ternyata ada banyak insiden yang melibatkan ledakan pembangkit tenaga nuklir. Tak hanya ledakannya yang mematikan, namun radiasi yang ditimbulkan setelahnya juga menyebabkan dampak-dampak mengerikan mulai dari kerusakan jaringan organ tubuh yang dapat meregang nyawa hingga kematian. Beberapa gejala yang diakibatkan radiasi misalnya mual kronis, muntah, diare, rambut rontok dengan cepat, infeksi, edema, demam tinggi dan koma.

1. Hiroshima dan Nagasaki.
Bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki semasa Perang Dunia II memang mengakhiri rezim kekejaman Jepang kala itu. Namun, momen ini menjadi kali pertamanya dalam sejarah, di mana bom atom digunakan sebagai senjata untuk menyerang manusia (hal ini sempat menjadi perdebatan panas). Bom uranium ¡°Little Boy¡± dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Ledakannya langsung membunuh 70.000-80.000 orang. Tiga hari setelahnya, bom plutonium ¡°Fat Man¡± dijatuhkan di Nagasaki dan membunuh sekitar 40.000-75.000 orang. Mereka yang berhasil selamat pada ledakan pertama menjadi korban radiasi yang begitu berbahaya, serta luka baka termal, penyakit radiasi dan penyakit lainnya. Menurut estimasi, sekitar 200.000 orang lagi harus tewas sampai tahun 1950 karena dampak yang ditimbulkan oleh bom nuklir AS. Para korban yang selamat dari serangan bom atom ini disebut dengan hibakusha. Per 31 Maret 2009, pemerintah Jepang mencatat adanya 235.569 hibakusha yang masih hidup. Sekitar 1% dari para hibakusha menderita penyakit yang disebabkan oleh radiasi.

2. Chernobyl.
Salah satu kecelakaan nuklir paling mematikan sepanjang sejarah terjadi pada 26 April 1986, pada reaktor #4 di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl, Ukraina. Tadinya, pekerja pabrik berniat untuk mengetes berapa lama turbin dapat berputar dan menyuplai tenaga ke pompa sirkulasi utama, jika tenaga listrik utama tak berfungsi. Tes ini sempat tertunda, dan malah dilakukan pada shift malam di mana para pekerjanya belum benar-benar terlatih dalam melakukan prosedur tes. Akibatnya? Eror berkelanjutan terjadi, termasuk keputusan untuk menonaktifkan mekanisme shutdown otomatis. Hal ini lantas menyebabkan konfigurasi reaktor menjadi tidak stabil. Temperatur inti nuklir menjadi sangat panas dengan suhu melebihi normal. Lalu, ada penumpukan uap di dalam inti yang kemudian meledak, menyebabkan berton-ton uap radioaktif dan produk pecahan terilis ke udara.

Pasca ledakan, lsevel radiasi di sekitar inti reaktor 30.000 kali lipat melebihi batas yang dianggap berbahaya. Ada satu orang yang langsung tewas, namun tubuhnya tak pernah ditemukan. Yang lainnya meninggal di hari yang sama karena cedera semasa ledakan. Penyakit yang disebabkan radiasi akut awalnya didiagnosis pada 237 orang yang saat itu berada di lokasi ledakan nuklir. Puluhan orang meninggal dalam hitungan beberapa minggu setelah ledakan, dan 19 orang akhirnya meninggal dalam rentang tahun 1987-2004. Sementara itu di luar titik ledakan, tidak ada yang langsung menderita efek radiasi akut yang tercatat, walaupun ada banyak orang yang kemudian didiagnosis kanker tiroid. Beberapa studi yang dilakukan di Ukraina, Rusia dan Belarus mengestimasi, bahwa jika ditotalkan ada lebih dari satu juta orang yang terkena dampak dari radiasi Chernobyl.

3. Kapal selam Soviet K-19.
K-19, salah satu kapal selam Soviet pertama yang dilengkapi dengan misil balistik nuklir. Beberapa orang bahkan harus meninggal saat proses konstruksi kapal. Pada 4 Juli 1961, K-19 yang saat itu berada di bawah perintah Kapten Nikolai Vladimirovich Zateyev mengalami kebocoran masif pada reaktor sistem pendinginny, sehingga temperatur reaktor meningkat ke suhu yang sangat membahayakan, yakni 800 derajat Celcius. Karena desainnya yang tidak sempurna, serta tak adanya sistem pendingin cadangan yang dipasang, Kapten Zateyev tak punya pilihan lain selain menyuruh para kru untuk melakukan perbaikan, terlepas dari pengeksposan radiasi yang sangat membahayakan. Tim ini terdiri dari tujuh orang engineer. Walaupun perbaikan kebocorannya sukses, ketujuh orang yang terlibat dalam proses perbaikannya meninggal dalam kurun waktu seminggu. Insiden ini telah membuat nuklir mengkontaminasi seluruh bagian kapal, dan dalam beberapa tahun pertama pasca pembetulan sudah ada 20 kru yang menjadi korban (dulu penyebabnya dicantumkan sebagai insiden di laut).

4. Alexander Litvinenko.
Alexander Litvinenko dulunya pernah bergabung dengan KGB yakni badan keamanan Uni Soviet yang dibubarkan pada tahun 1991. Litvinenko melarikan diri dari prosekusi di Rusia ke Inggris Raya, dan mendapatkan perlindungan plitik di sana. Tiba-tiba di bulan November 2006, Litvinenko jatuh sakit. Setelat dirawat, Litvinenko meninggal tiga minggu kemudian. Dari proses autopsi, diketahui bahwa Litvinenko pernah diberikan secangkir teh berisikan Polonium-210 dalam dosis yang mematikan. Saat sekarat, Litvinenko menuduh presiden Rusia Vladimir Putin sebagai dalang dibalik kematiannya yang direncanakan.

5. Marie Curie.
Adalah seorang ahli fisika dan kimia bernama Marie Sklodowska Curie yang menjadi pemrakarsa ilmu pengetahuan dalam bidang aktivitas radioaktif. Curie melakukan studi sifat dua biji uranium yang berbeda, yaitu pitchblende dan chalcolite. Studi Curie membawanya menemukan radium dan polonium elemen radioaktif lainnya. Curie dan suaminya mencoba memisahkan radium dari biji pitchblende. Dari satu ton pitchblende, sepersepuluh gram radium klorida dapat dipisahkan. Namun, mereka sama sekali tak menyadari apa dampak kesehatan yang ditimbulkan dari pengeksposan radiasi berulang. Walaupun suami Curie meninggal karena kecelakaan kereta kuda di tahun 1906, Marie Curie melanjutkan risetnya hingga 28 tahun ke depan dan memenangkan dua penghargaan Nobel. Curie meninggal pada 4 Juli 1934 karena anemia aplastic yang disebabkan oleh radiasi. Tulisan-tulisan ilmiah yang ditulis Curie pada tahun 1890-an dianggap terlalu berbahaya untuk dipegang bahkan buku masaknya pun di laboratorium Curie memiliki kandungan radioaktif yang sangat tinggi.

Karena kerusakan tragis yang ditimbulkan, bom atom sudah tak lagi digunakan sebagai senjata.


Demikianlah Artikel 5 Kematian Tersadis Akibat Nuklir

Sekianlah artikel 5 Kematian Tersadis Akibat Nuklir kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel 5 Kematian Tersadis Akibat Nuklir

Subscribe untuk dapatkan berita menarik lainnya:

0 Response to "5 Kematian Tersadis Akibat Nuklir"

Post a Comment

Tinggalkan jejak anda disini, komen ada akan sangat membantu bagi kami untuk menyempurnakan blog ini. Trima Kasih :)