Manusia Kepiting di Indonesia
Di desa ini, nyaris seluruh penduduknya mempunyai 'jari-jari kepiting'. Mulai dari masyarakat yang berumur lanjut sampai anak-anak di bawah lima tahun mempunyai jari-jari yang terbelah menjadi dua sampai mirip capit kepiting.
"Sejak lahir jari bunda saya telah begitu. Ada hanya terbelah dua ataupun tiga, tetapi tidak semua anak alias cucu dirinya mempunyai jari seperti kepiting. Seperti saya serta anak saya, alhamdulillah utuh, tetapi berbagai keluarga saya yang lainnya ada yang utuh serta ada juga yang jarinya seperti kepiting," begitu cerita salah satu warga setempat
Bagi masyarakat setempat, fenomena 'jari kepiting' ini dianggap sebagai kutukan bagi mereka yang berasal dari garis keturunan yang sama. Tetapi dari segi ilmiah, faktor ini dianggap sebagai penyakit alias kelainan jari tangan serta kaki lantaran asupan gizi yang tidak lebih sejak usia dalam kandungan.
Meski mempunyai 'keunikan' yang terbilang langka, masyarakat Dusun Ulutaue tidak sempat malu dengan warga desa lainnya.
Hasnia bercerita, keluarganya kerap menjadi pusat perhatian masyarakat ketika seluruh anak buah keluarga berkumpul bersama. Kendati mempunyai keterbatasan, mereka sanggup meperbuat aktifitas seperti makan, mencuci, bermain serta tidak sedikit faktor lain layaknya manusia normal yang mempunyai 20 jari. "Kalau bekerja seperti manusia normal, memasak, makan, serta sebagainya tidak ada yang terasa ganjil mungkin sebab telah terbiasa," tambahnya.
Bahkan faktor ini telah dianggap biasa. Mereka tidak sempat mengeluh meski terkadang kondisi tersebut mempersusah pekerjaan mereka sehari-hari sebagai nelayan.
Dampak abnormalitas pada jari-jari mereka, sebagian warga desa lain takut berteman dengan masyarakat Desa Ulutaue. Akhirnya, kawasan ini pun menjadi terasing serta diberi julukan sebagai 'Kampung Manusia Kepiting' oleh masyarakat kurang lebih.
Warga asal Dusun Ulutaue, Desa Mario, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone ini tidak tahu penyebab kelainan yang diderita keluarganya. Di dalam keluarga itu ada 15 orang yang mempunyai jari 'kepiting'. Mereka berpendapat faktor itu sebagai takdir Tuhan, tanpa sempat malu dengan warga lainnya. Fenomena Manusia Kepiting di Kampung Bone, Indonesia, pun menyebar dengan pesat, semoga dengan seiring berkembangnya jaman serta ilmu penegtahuan, orang-orang awam terutama didesa tertinggal terus membuka pikirannya bahwa hal-hal seperti itu hanyalah gen ataupun penyakit menurun saja, bukan kutukan atau apalah.
Demikianlah Artikel Manusia Kepiting di Indonesia
Sekianlah artikel Manusia Kepiting di Indonesia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Manusia Kepiting di Indonesia
0 Response to "Manusia Kepiting di Indonesia"
Post a Comment
Tinggalkan jejak anda disini, komen ada akan sangat membantu bagi kami untuk menyempurnakan blog ini. Trima Kasih :)